Resume
Buku "Pendidikan Islam dan Tradisi Ilmiah"
I. Identitas
buku.
Judul buku : Pendidikan Islam dan Tradisi Ilmiah
Penulis : Prof. Masdar Hilmy, M.A, Ph.D
Penerbit : Madani
Kota terbit : Malang – Jawa Timur
Tahun terbit : 2016
Tebal buku : XVI + 196 halaman
II. Sinopsis
Buku ini hadir sebagai upaya
mengetengahkan berbagai persoalan islam. Karya ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam pengembangan dunia pendidikan islam, terutama berkaitan dengan
pembangunan dan mengembangkan tradisi ilmiah. Sebagai karya yang ditulis serius
dalam beberapa tema dan isi, diharapkan dapat ditinjak lanjuti dan diikuti
dengan karya sejenis oleh para pemikir dalam melahirkan siklus tesis, artesis,
sitesis yang bermanfaat bagi umat.
III.
Bagian
Pertama
MEMBANGUN TRADISI ILMIAH
1. Lingkungan
akademik yang mengasuh
Belajar dari Universitas Maebour, kuliah
dinegara lain tidaklah mudah, pengerahan energy dan komitmen sepenuh hati
dibutuhkan untuk menuntaskan segala hal yang dipersyaratkan. Banyak
langkah-langkah pula yang harus ditempuh untuk mendapatkan beasiswa, yakni :
a. Prakuliah : Ketika seseorang melanjukan
pilihan untuk belajar di negara yang di inginkan.
b. Kuliah : Tahapan inti dari perjalanan
karir akademik seseorang.
c. Pasca
kuliah : seorang mahasiswa
doktral telah menyelesaikan seluruh beban menuntut ilmu diluar negeri, tetapi
masih menunggu hasil ujian belajarnya disertai dari dua penguji eksternal.
2. Pengembangan
PTKI/N menuju “World Class University”
Pengembangan status WCU dan pencapaian
rangkaian global telah menjadi idaman universitas seluruh dunia. Akibatnya hampir
setiap perguruan tinggi berlomb meraih status WCU dengan menginvestasi biaya
yang tidak sedikit. Terdapat langkah
bentuk menggapai WCU : Penetapan skema berjenjang sesuai dengan prioritas,
penerapan sistem klater bagi PTKIN yang sudah memiliki kesiapan WCU, membuka
mobilitas SDM dan kelembagaan internasional, internasional banch marketing.
3. PTN
khusus berbasis kerakyatan.
Wacana pendidikan berbasis kerakyatan
ini sudah saatnya dibuka lagi, mengingat kondisi ekonomi nasional yang
cenderung memburuk sehingga kemampuan masyarakat untuk membiayai pendidikannya.
a. Transportasi
pendidikan tinggi islam
Hal terpentingnya harus mempertimbangkan
tantangan globalisasi agar dapat bersaing nasional dan internasional.
b. Tradisi
Ilmiah diPTKI/N
Akumulasi
karya ilmiah juga sudah menjadi norma baku yang berlaku disetiap kampus sebagai
syarat kenaikan pangkat dan atau jabatan.
IV.
Bagian
Kedua
PENDIDIKAN ISLAM PESANTREN dan
TANTANGAN GLOBAL
Sehubungan dengan banyaknya aksi
kekerasan berlatar belakang terorisme, diperlukan sebuah strategi kebudayaan
untuk menanamkan kurikulum anti radikal, agar para santri penerus perjuangan
para ulama tidak terjerumus pada radikalisme dan terorisme. Hal ini sudah
dipastikan oleh pesantren non modern sebagai kontribusi signifikan modus
keberagaman modernitas. Solusi dan permasalahan pendidikan dan tantangan global
sebagai berikut :
a. Pembelajaran
yang terintegrasi antara aspek kognitif, efektif dan motorik.
b. Materi
pembelajaran yang disesuaikan dengan realitas empiris.
c. Berpijak
pada realitas empiris.
d. Merasionalkan
cerita dengan dongeng yang berlawanan dengan akal sehat.
e. Mengedepankan
paradigm berfikir induktif rasional.
f. Minimalkan
belajar disintensif dan memaksimalkan intensif.
g. Menguisualisasi
materi pembelajaran.
h. Menghentikan
kultur kekerasan.
i.
Menarik aspek antrosentrisme.
V.
Bagian
Ketiga
ISU-ISU PENDIDIKAN ISLAM
KONTEMPORER
Pengertian
hukum islam kontemporer ini mengacu pada pengambilan keputusan hukum di era
modern dengan cara ijma’ yang disepakati oleh mujtahid. Posisi pendidikan islam
dalam era industrialisasi bias dijelaskan dalam dua model, yakni :
a. Model
Akomodatif, model ini bertumpu pada pengembangan pendidikan islam yang mampu
mengatasi era industrialisasi.
b. Model
Responsif, model ini menugaskan pendidikan islam untuk mengidentifikasi
celah-celah yang menjadi kelemahan proyek industrialisasi.
Macam-macam model
desain pendidikan syaria’ah berbasis HAM :
a. Exclusive
model : Model ini dirancang ditujukan bagi kalangan tertentu sajayang masuk
kedalam program studi syari’ah.
b. Inclusive
model : Model ini dirancang untuk mengakomodasi seluruh mahasiswa yang ada pada
level magister.
c. Comprehensive
model : Model ini mencakup semua. Maksudnya, seluruh materi atau mata kuliah
yang diajarkan harus merefleksikan nilai-nilai HAM.